Rabu, 28 Desember 2011

penilaian ekonomi


 Konsep Dasar Penilaian Ekonomi Kawasan

Konsep Dasar Penilaian Ekonomi Kawasan

Nilai Ekonomi Kawasan adalah adalah seluruh agregat nilai-nilai ekonomi (baik nilai langsung maupun nilai tidak langsung, serta nilai market dan nilai non-market) pada kawasan dimaksud, di luar nilai-nilai properti yang ada di dalam kawasan yang dinilai. Nilai Ekonomi Kawasan terdiri dari dari dua kelompok yaitu nilai ekonomi berbasis penggunaan/pemanfaatan yang disebut nilai guna atau Use Value (UV) dan nilai ekonomi berbasis bukan penggunaan/pemanfaatan yang disebut bukan nilai guna atau Non Use Value (NUV). UV terdiri dari nilai guna langsung atau Direct Use Value (DUV), nilai guna tak langsung atau Indirect Use Value (IUV), serta nilai pilihan atau Option Value (OV). Sedangkan IUV terdiri dari nilai pewarisan atau Bequest Value (BV) dan nilai keberadaan atau Existence Value (EV).

Pengertian masing-masing nilai adalah sebagai berikut:

1. Nilai guna langsung (DUV) adalah nilai ekonomi yang diperoleh dari pemanfaatan langsung dari sebuah sumber daya /ekosistem. Contoh: nilai produk atau hasil dari barang dan jasa dalam suatu kawasan, nilai produktivitas atau hasil produksi suatu kawasan budidaya (pertanian dan perkebunan), kawasan atau ekosistem tertentu (hutan, daerah aliran sungai atau catchment area, mangrove, terumbu karang), serta pendapatan dari pajak dan revenue dalam suatu kawasan;
Catatan: dalam menghitung DUV, penilai harus mengeluarkan komponen Nilai Properti (TRPV) dari perhitungan, karena apabila tidak dilakukan, maka terjadi duplikasi penilaian (double counting) yang mengakibatkan nilai kawasan menjadi berlebihan (over valued);

2. Nilai guna tidak langsung (IUV) adalah nilai ekonomi yang diperoleh dari pemanfaatan tidak langsung dari sebuah sumber daya/ekosistem. Contoh: fungsi ekosistem mangrove sebagai pemecah ombak alamiah (natural breakwaters) dan pencegah erosi, lokasi pemijahan dan pembesaran ikan (spawning and nursery ground), pemisahan karbon (carbon sequestration); fungsi terumbu karang sebagai produsen organik dan pemijahan dan pembesaran bagi jenis ikan karang, perlindungan garis pantai; serta fungsi-fungsi lain yang terdapat di dalam kawasan hutan, catchment area, dan kawasan ekosistem lainnya;


3. Nilai pilihan (OV) adalah nilai ekonomi yang diperoleh dari potensi pemanfaatan langsung maupun tidak langsung dari sebuah sumber daya/ekosistem dimasa datang, dengan asumsi sumber daya/ekosistem tersebut tidak mengalami kemusnahan atau kerusakan permanen, contoh manfaat keanekaragaman hayati, spesies baru dalam suatu kawasan hutan mangrove, dan sebagainya;

4. Nilai keberadaan (EV): nilai ekonomi yang diperoleh dari persepsi sebuah keberadaan (existence) suatu sumberdaya/ ekosistem, terlepas dari apakah sumberdaya/ekosistem tersebut dimanfaatkan atau tidak. Contoh: hutan yang terancam punah, kawasan yang terancam tanahnya menjadi kritis, terumbu karang yang terancam punah, endemic species, dan sebagainya;

5. Nilai pewarisan (BV): Nilai ekonomi yang diperoleh dari manfaat pelestarian sumberdaya/ekosistem untuk kepentingan atau diwariskan bagi generasi masa depan. Contoh nilai sebuah sisitem tradisional masyarakat yang terkait dengan ekosistem/sumber daya, habitat, keanekaragaman hayati, dan sebagainya.

Dalam ilmu ekonomi sumberdaya, Nilai Ekonomi Kawasan disebut sebagai Total Economic Value (TEV). Nilai ini merupakan agregat dari nilai-nilai guna langsung maupun nilai guna tak langsung dari suatu kawasan yang dinilai. Dalam persamaan sederhana TEV dapat dituliskan sebagai berikut: 

TEV = (DUV +IUV + OV) + (BV+EV) 

jurnalistik


      JURNALISTIK

Sebuah berita ditulis tidak hanya karena merupakan peristiwa besar. Lebih dari itu berita disampaikan terutama melalui tulisan merupakan bagian dari kerja jurnalistik menyampaikan informasi penting bagi masyarakat. Dengan informasi ini dalam bentuk paket berita masyarakat bisa memahami apa yang terjadi di sekitarnya dan bertindak berdasarkan informasi dari media massa itu.

Oleh sebab itulah, ada beberapa pilar penting dalam penulisan berita.

1. Akurasi
2. Jelas
3. Gaya

Pembahasan pengenai berita tidak akan ada habisnya. Seiring perkembangan zama berita akan selalu hadir. Disini saya akan mencoba memaparkan salah satu bidang pembahasan dalam lingkup jurnalistik berkenaan dengan teknik menulis berita, hal ini sangat penting untuk dapat terus mempertahankan eksistensi sebuah berita.

Dalam jurnalistik, begitu banyak pengertian berita. Masing-masing orang memberikan definisi berita berdasarkan sudut pandang sendiri-sendiri dalam merumuskannya. Dalam buku Reporting, Mitchell V. Charnley menuliskan beberapa definisi berita: Menurut Chilton R. Bush, berita adalah informasi yang “merangsang”, dengan informasi itu orang biasa dapat merasa puas dan bergairah. Sementara Charnley sendiri menyebutkan bahwa berita adalah laporan tentang fakta atau pendapat orang yang terikat oleh waktu, yang menarik dan/atau penting bagi sejumlah orang tertentu. Menurut Willard C. Bleyer : Berita adalah sesuatu yang termasa ( baru ) yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar. Karena itu ia dapat menarik atau mempunyai makana bagi pembaca surat kabar, atau karena ika dapat menarik pembaca - pembaca tersebut.

Menurut Dja’far H Assegaf : Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa ( baru ), yang dipilih oleh staff redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca. Entah karena luar biasa, entah karena pentingnya, atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi – segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan. Menurut J.B. Wahyudi : Berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memilki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan melalui media massa periodik.
Dapat disimpulkan “Berita adalah segala sesuatu yang terkait waktu dan menarik perhatian banyak orang dan berita terbaik adalah hal-hal yang paling menarik yang menarik sebanyak mungkin orang (untuk membacanya)

Kriteria Kelayakan Berita. Apakah semua peristiwa pantas atau layak dijadikan berita? Untuk menjadi berita, ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi. Antara lain :

a. Penting
b. Baru terjadi, bukan peristiwa lama.
c. Unik, bukan sesuatu yang biasa.
d. Asas keterkenalan.
e. Asas kedekatan.
f. Magnitude.
g. Trend.

Unsur-unsur Suatu Berita. Berita yang baik, umumnya harus memenuhi unsur : 5 W + 1 H (Who, What, Where, When, Why) + How atau : (Siapa, Apa, Di mana, Kapan, Mengapa) + Bagaimana.


Beberapa Macam Berita

Dari segi sifatnya, kita kenal dua macam: Hard News dan Soft News.
 
• Hard News / Straight News : Berita yang lugas, singkat, langsung ke pokok persoalan dan fakta-faktanya.

• Soft News : Berita yang dari segi struktur penulisan relatif lebih luwes, dan dari segi isi tidak terlalu berat. Dari segi bentuknya, Soft News masih bisa kita perinci lagi menjadi dua: News Features dan Features.

• Features adalah sejenis tulisan khas yang berbentuk luwes, tahan waktu, menarik, strukturnya tidak kaku, dan biasanya mengangkat aspek kemanusiaan.

Teknik Penulisan Berita. Dalam Penulisan sebuah berita, ada beberapa gaya penulisan yang lazim digunakan oleh wartawan, yang meliputi:

1. Gaya Piramida Terbalik
2. Menulis Teras Berita
·         Teras Berita Apa (What). Pekan olah Raga dan Seni IAIN Sumatera Utara telah dibuka dengan resmi kemarin pagi oleh Rektor IAIN Sumatera Utara Prof. Dr. H. M. Yasir Nasution di Aula Kampus II IAIN Sumatera Utara.
·         Teras Berita Siapa (Who). Rektor IAIN Sumatera Utara Prof. Dr. H. M. Yasir Nasution kemarin pagi dengan bertempat di Aula Kampus II IAIN Sumatera Utara telah membuka Pekan Olah Raga dan Seni IAIN Sumatera Utara.
·         Teras Berita Di Mana (Where). Di Aula Kampus II IAIN Sumatera Utara, kemarin pagi telah dibuka dengan resmi oleh Rektor IAIN Sumatera Utara Prof. Dr. H. M. Yasir Nasution Pekan Olah Raga dan Seni IAIN Sumatera Utara.
·         Teras Berita Kapan (When). Kemarin pagi dengan bertempat di Aula Kampus II IAIN Sumatera Utara oleh Rektor IAIN Sumatera Utara telah dibuka Pekan Olah Raga dan Seni IAIN Sumatera Utara.
·         Teras Berita Mengapa ata Bagaimana (Why dan How). Untuk meningkatkan kreatifitas Mahasiswa, kemarin pagi oleh Rektor IAIN Sumatera Utara telah dibuka Pekan Olah Raga dan Seni IAIN Sumatera Utara.

Itulah teras berita dari pengembangan 5W 1H. Pengembangan macam teras berita tujuanya untuk memberi variasi kepada surat kabar. Penulisan teras berita yang beragam akan dapat menghindarkan keseragaman (monoton) yang menyesakkan terdapat dalam wajah sebuah surat kabar.

Teknis Menulis Tubuh Berita

Jika teras berita telah dirumuskan maka akan mudah dalam meneruskan penulisan berita. Walaupun relatif mudah dalam membuat tubuh berita harus diperhatikan kesatuan di dalam gaya menulis (“unity in news style”). Harus diperhatikan pula penulisan bahasa jurnalistik, harus lugas dan harus dipegang lima pegangan pokok, yakni:

1. Laporan berita harus menyeluruh
2. Ketertiban dan keteraturan mengikuti gaya menulis berita
3. Tepat penggunaan bahasa dan tata bahasa
4. Ekonomi kata harus diterapkan
5. Gaya penulisan harus hidup, punya makna, warna dan imaginasi.

Uraian ini menggambarkan gaya dan teknik penulisan dapat dipelajari. Seorang wartawan harus banyak membaca dan membandingkan tulisan dan gaya yang ada. Banyak membaca diperlukan untuk memperkaya khasanah kata-kata dan ungkapan yang termasa.

Teknik Menulis Kubu Berita Karangan Khas ( Feature)

Para jurnalis yang sudah lama berkecimpung di dunia jurnalistik tahu bahwa kadangkala dalam sebuah peristiwa tidak hanya berupa satu buah kejadian saja. Bisa jadi dalam sebuah peristiwa terdiri dari banyak fragmen-fragmen kejadian yang layak diberitakan. Di dalam teknik penulisan berita langsung (straight news), jurnalis akan merangkum semua fakta-fakta itu ke dalam sebuah berita lempang dan singkat. Ini biasanya terjadi pada media-media yang menuntut aktualitas yang tinggi seperti koran, radio, TV dan internet. Namun media yang tidak begitu diikat oleh waktu seperti tabloid mingguan atau majalah bulanan, jika mereka ikut-ikutan menulis seperti ini, tentu medianya tidak akan laku karena sudah basi. Karena itulah mereka harus menggali berita dari sudut pandang yang unik dengan tema yang awet alias tak lekang oleh waktu.

Teknik Penulisan Berita Komprehensif

Bentuk laporan surat kabar masa kini berkembang karena tuntutan keingin tahuan masyarakat yang meningkat. Dalam laporan surat kabar masa kini (modern news reporting) berbentuk interpretatif reporting dan investigative reporting. Walaupun begitu patokan 5W 1H tetap digunakan untuk penulisan laporan ini. Namun sebelum menjelaskan laporan komprehensif , baik kita ketahui tentang “jurnalistik pembangunan” (development journalism).Amitha Chowdry pencetus konsep jurnalisme ini menyatakan bahwa wartawan harus punya tanggung jawab untuk mendukung usaha pembangunan negara.

Teknik Menulis Tajuk Rencana

Dalam surat kabar biasanya ada satu halaman penuh yang berisi pendapat dan opini. Pemisahan ini dilandaskan kepada praktek jurnalistik , untuk memisahkan fakta dan opini. Dalam bahasa Indonesia editorial disebut dengan tajuk rencana. Di Inggris dan negara jajahan Inggris tajuk rencana disebut “leader”. Kamus Purwadarminta menyebut tajuk rencana sebagai induk karangan pada surat kabar atau majalah. Sedangkan arti kata sebenarnya tajuk rencana adalah mahkota. Tidaklah salah disebutkan mahkota karena merupakan mahkota dari surat kabar atau majalah.

Jelasnya dalam tajuk rencana terdapat:

1. Pendapat;
2. Logis;
3. Singkat;
4. Menarik;
5. Bertujuan mempengaruhi pendapat.

Tajuk rencana berisi pendapat redaksi dan pemodal surat kabar yang bersangkutan. Penulis tajuk rencana biasanya Pimred atau redaktur senior yang terpercaya dan mengetahui kebijakan pemberitaan dan surat kabarnya.

Para ahli menyebutkan empat fungsi tajuk rencana:

1. Menjelaskan berita,penulis tajuk rencana menjelaskansuatu berita atau peristiwa, seperti apa arti kebijakan pemerintah yang diambil dan apa akibatnya bagi masyarakat.
2. Mengisi latar belakang, penulis memberi kaitan antara berita dengan kenyataan social
3. Meramalkan masa depan, dengan analisa yang disajikan penulis dapat meramalkan masa depan
4. Meneruskan suatu penilaian moral, penulis memberi suatu penilaian dan sikapnya atas kejadian.

Berikut ini bentuk-bentuk tajuk rencana:

1. Yang bersifat memberi informasi semata,bentuk ini jarang ditemui, bila ada karena sipenulis belum mengetahui kebijakan surat kabarnya
2. Yang bersifat menjelaskan, tajuk ini hampir serupa dengan interpretasi yang memberikan penjelasan kepada suatu berita atau peristiwa
3. Yang bersifat memberikan argumentasi. Umumnya bersifat analitis , memberi argumentasi mengapa terjadi suatu hal dan apa akibatnya
4. Yang bersifat menjuruskan timbulnya aksi, sipenulis ingin menjuruskan timbulnya tindakan secara cepat.
5. Yang bersifat jihat. Tajuk ini berturut-turut terbitnya dan bertujuan mengadakan perubahan.
6. Tajuk yang membujuk .bujukan secara halus kepada pembaca untuk mengambil tindakan atau membentuk pendapat umum
7. Yang bersifat memuji
8. Yang bersifat menghibur.

Sebuah berita ditulis tidak hanya karena merupakan peristiwa besar. Lebih dari itu berita disampaikan terutama melalui tulisan merupakan bagian dari kerja jurnalistik menyampaikan informasi penting bagi masyarakat. Dengan informasi ini dalam bentuk paket berita masyarakat bisa memahami apa yang terjadi di sekitarnya dan bertindak berdasarkan informasi dari media massa itu. Berita adalah segala sesuatu yang terkait waktu dan menarik perhatian banyak orang dan berita terbaik adalah hal-hal yang paling menarik yang menarik sebanyak mungkin orang (untuk membacanya). Berita mempunyai criteria. Meliputi: a). Penting, b). Baru terjadi, bukan peristiwa lama, c). Unik, bukan sesuatu yang biasa, d). Asas keterkenalan e). Asas kedekatan, f). Magnitude dan g). Trend.

Macam-macam berita meliputi: Dari segi sifatnya, kita kenal dua macam: Hard News dan Soft News. Dari segi bentuknya, Soft News masih bisa kita perinci lagi menjadi dua: News Features dan Features. Feature adalah tulisan kreatif yang terutama dirancang untuk memberi informasi sambil menghibur tentang suatu kejadian situasi atau aspek kehidupan seseorang”. Kamus Purwadarminta menyebut tajuk rencana sebagai induk karangan pada surat kabar atau majalah. Sedangkan arti kata sebenarnya tajuk rencana adalah mahkota. Tidaklah salah disebutkan mahkota karena merupakan mahkota dari surat kabar atau majalah.

sel surya


1           Sel Surya Harapan Baru Dunia

Sel surya,atau yang juga sering disebut sel photovoltaic pertama kali menjadi bahasan publik pada awal abad 19.Sel surya adalah perangkat semikonduktor yang dengan hadirnya cahaya matahari mampu menghasilkan energi listrik.Pertama kali dapat dijelaskan secara ilmiah berdasarkan hipotesa quantum cahaya yang dikeluarkan Einstein pada tahun 1905.Menurut penuturan Einstein,selain memiliki karakteristik gelombang,cahaya matahari juga terdiri dari kumpulan photon-photon yang memiliki energi.

Sehingga,apabila cahaya matahari mengenai sel surya maka energi yang dimiliki photon akan diserap oleh molekul di dalam sel surya dan kemudian energi cahaya tersebut dirubah menjadi energi listrik.Dalam proses perubahan energi ini,semikonduktor adalah tokoh kunci yang berperan sehingga sel surya dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Hipotesa Einstein tidak semata-mata dengan mudah diterima khalayak ilmuwan pada saat itu.Buktinya,dihitung semenjak hipotesa Einstein berhasil menemukan fenomena photovoltaic hampir satu abad lamanya barulah teori tersebut dikembangkan secara pesat. Bagi manusia terutama para ilmuwan,tentunya ibarat gayung bersambut.Di tengah krisis energi,di saat efek pemanasan global yang kian mengkhawatirkan,olah pikir para ilmuwan diarahkan untuk memikirkan pemanfaatan energi matahari yang sangat sangat luar biasa.Bayangkan saja,Energi cahaya matahari yang sampai ke atas bumi ini dalam selang waktu satu jam jumlahnya sama dengan energi yang dikonsumsi oleh umat manusia diseluruh dunia dalam waktu kurang lebih satu tahun.Untuk mencukupi kebutuhan energi dunia tentunya cahaya matahari adalah tunas harapan baru yang akan menjadi ladang baru peneletian para ilmuan. Sel surya,sebagai salah satu perangkat penghasil listrik,bila dibandingkan dengan penghasil listrik yang lain seperti minyak bumi dan batu bara,pengeluaran gas karbondioksidanya sangat sedikit.Selain itu juga tidak membutuhkan bahan bakar lain,air pendinginpun tidak diperlukan,tidak menghasilkan polusi suara seperti layaknya mesin penghasil listrik yang lain,cara mendapatkan sumber energinya begitu mudah,murah meriah dan juga mudah untuk membuatnya.Dari beberapa kelebihannya tersebut,sel surya bisa diletakkan di manapun,dari halaman rumah di perkotaan hingga gurun pasir nan luas.

Seiring dengan banyaknya penelitian tentang sel surya,makin banyak pula jenis-jenis sel surya bermunculan dengan ciri khas dan efisiensi yang berbeda-beda.Ada jenis sel surya yang memanfaatkan Kristal silikon sebagai semikonduktornya,ada juga sel surya HIT(Heterojunction with Intrinstic Thin-Layer),jenis CIGS(tersusun dari tembaga,indium,gallium dan serenium),dan lain sebagainya. Dari sekian banyak jenis sel surya,yang paling menarik perhatian saya adalah jenis Dye-sensitized Solar cells(Sel surya yang menggunakan zat warna).Di bandingkan jenis sel surya yang lain,jenis yang satu ini tergolong paling murah bahannya,juga paling mudah untuk memproduksinya.Secara ilmiahnya,jenis sel surya yang satu ini memanfaatkan senyawa titania dioksida sebagai semikonduktor yang berperan penting dalam perubahan energi cahaya menjadi energi listrik.Dan molekul yang digunakan untuk menyerap energi cahaya adalah zat warna.Secara umum,segala jenis zat warna dapat digunakan untuk menyerap energi matahari,namun tentunya setiap zat warna memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menyerap energi matahari tersebut.Dalam banyak penelitian,zat warna yang sering digunakan adalah jenis pewarna Ruthenium,florescein,eosin Y,dan juga black dye.Perangkaian sel surya jenis ini sangat mudah,untuk membuat satu rangkaian sederhananya hanya dibutuhkan dua potong kecil kaca yang salah satu permukaannya dapat mengalirkan listrik,pada umumnya menggunakan kaca tipis yang sudah terlapisi ITO(Indium Tin Oxide).Salah satu kacanya dilapisi dengan cairan titania dioxide yang sudah dicampur dengan HNO3,ethanol dan air dengan takaran tertentu.Kaca itu dilapisi dengan proses yang disebut dip coating.Kemudian zat warna yang juga sudah dilarutkan dilapiskan ke permukaan kaca yang sudah dilapisi titania dioksida yang sudah dipanaskan selama 30 menit dalam suhu 500 derajat.Setelah selesai kemudian dikeringkan beberapa saat lamanya,sementara itu di permukaan kaca yang satu lagi,dengan proses coating menggunakan alat khusus,platina dilapiskan di permukaan tersebut yang fungsinya untuk dijadikan sebagai elektroda.Proses terakhir sebelum perangakaian sel surya ini adalah pembuatan larutan elektrolite.Sebagai elektrolite yang digunakan adalah Iodine.Setelah lengkap,maka sel surya pun akan terangkai dengan mudah,hanya dengan menempelkan masing-masing permukaan kaca yang sudah dilapisi zat warna dan platina kemudian dicelupkan ke dalam elektrolite.Dengan memakai kabel positif negative yang disambungkan ke amperemeter maka rangkaian sel surya sebagai alat percobaan sudah rampung.Begitu sederhana khan.

Jika cahaya dikenakan ke dalam rangkaian tadi dapat dipastikan jarum pada amperemeter akan bergerak,itu menandakan rangkaian sel surya yang sudah dibuat dapat mengahasilkan arus listrik. Untuk menunjukkan kualitas perangkat sel surya,sebagai acuan umumnya adalah dilihat dari efisiensinya saat menghasilkan energi listrik. Saat ini,efisiensi tertinggi jenis sel surya menggunakan zat warna yang diumukan publik ilmuwan jepang hanya berkisar 11% dengan black dye sebagai zat warnanya. Untuk kedepanpun peneleitian sel surya secara umum maupun jenis dye-sensitized solar cells tentunya akan terus menjadi perhatian para ilmuwan di seluruh penjuru dunia.

UKM


Usaha Kecil Menengah ( UKM ) Solusi Ekonomi Indonesia

 Peluang usaha kecil dan menengah (UKM) dalam ekonomi indonesia

Usaha kecil menengah (SME) mampu menjadi moto pertumbuhan ekonomi. Pelaku Usaha kecil dan menegah atau yang lazim disebut UKM kawasan Asia Pacific telah memiliki kesadaran baru sebagai mana yang di kemukakan di depan para Menteri yang membidangi usaha kecil dan menengah (UKM) di forum APEC yang bertemu dikota Christchurch New Zealand tahun 1999. Pengalaman, keyakinan dan harapan inilah yang kemudian menggelora menjadi semangat yang terus didengungkan hingga saat ini. Di Indonesia harapan serupa juga sering kita dengarkan karena pengalaman ketika krisis multidimensi tahun 1997-1998 usaha kecil telah terbukti mampu mempertahankan kelangsungan usahanya, bahkan memainkan fungsi penyelamatan dibeberapa sub-sektor kegiatan. Fungsi penyelamatan ini segera terlihat pada sektor-sektor penyediaan kebutuhan pokok rakyat melalui produksi dan normalisasi distribusi. Bukti tersebut paling tidak telah menumbuhkan optimisme baru bagi sebagian besar orang yang menguasai sebagian kecil sumber daya akan kemampuannya untuk menjadi motor pertumbuhan bagi pemulihan ekonomi.

Perjalanan ekonomi Indonesia selama 4 tahun dilanda krisis 1997-2001 memberikan perkembangan yang menarik mengenai posisi usaha kecil yang secara relatif menjadi semakin besar sumbangannya terhadap pembentukan PDB. Hal ini seolah-olah mengesankan bahwa kedudukan usaha kecil di Indonesia semakin kokoh. Kesimpulan ini barangkali perlu dikaji lebih mendalam agar tidak menyesatkan kita dalam merumuskan strategi pengembangan. Kompleksitas ini akan semakin terlihat lagi bila dikaitkan dengan konteks dukungan yang semakin kuat terhadap perlunya mempertahankan UKM (Usaha Kecil dan Usaha Menengah).

Dalam melihat peranan usaha kecil ke depan dan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai posisi tersebut, maka paling tidak ada dua pertanyaan besar yang harus dijawab : Pertama, apakah UKM mampu menjadi mesin pertumbuhan sebagaimana diharapkan oleh gerakan UKM di dunia yang sudah terbukti berhasil di negara-negara maju; Kedua, apakah UKM mampu menjadi instrumen utama bagi pemulihan ekonomi Indonesia, terutama memecahkan persoalan pengangguran. Kadang – kadang harapan yang dibebankan kepada UKM juga terlampau berat, karena kinerjanya semasa krisis yang mengesankan. Disamping pangsa relatif yang membesar yang diikuti oleh tumbuhnya usaha baru juga memberikan harapan baru. Sebagaimana diketahui selama tahun 2000 telah terjadi tambahan usaha baru yang cukup besar dimana diharapkan mereka ini berasal dari sektor modern/besar dan terkena PHK kemudian menerjuni usaha mandiri. Dengan demikian mereka ini disertai kualitas SDM yang lebih baik dan bahkan mempunyai permodalan sendiri, karena sebagian dari mereka ini berasal dari sektor keuangan/perbankan. Mengingat populasi terbesar dari unit usaha yang mengembang pada penyediaan lapangan kerja adalah usaha kecil, maka fokus pembahasan selanjutnya akan ditujukan pada usaha kecil. Tinjauan terhadap keberadaan usaha kecil diberbagai sektor ekonomi dalam pembentukan PBD menjadi dasar pemahaman kita terhadap kekuatan dan kelemahannya, selanjutnya potensinya sebagai motor pertumbuhan perlu ditelaah lebih dalam agar kita mampu menemu kenali persyaratan yang diperlukan untuk pengembangannya selama ini yang lazim kita lakukan adalah membuat analisis sumbangan sektor–sektor ekonomi dalam pembentukan PDB. Untuk menilai posisi strategis kelompok usaha terutama usaha kecil hanya akan dapat diperlihatkan melalui konstribusi kelompok usaha menurut sektor ekonomi. Dengan melihat kelompok usaha ini akan mampu melihat kemampuan potensial kelompok usaha dalam menghasilkan pertumbuhan. Proses transformasi struktural perekonomian kita memang telah berhasil menggeser dominasi sektor pertanian, sehingga sampai dengan menjelang krisis ekonomi (1997) sumbangan sektor pertanian tinggal 16 % saja, sementara sektor industri telah mencapai hampir 27 % dan menjadi penyumbang terbesar dari perekonomian kita. Ini artinya sektor industri telah mengalami pertumbuhan yang pesat selama tiga dasa warsa sebelum krisis semasa pemerintahan Orde Baru. Apabila hanya sepintas melihat perkembangan ini, dengan transformasi struktural dari pertanian ke industri, maka semua kelompok usaha akan ikut menikmati kemajuan yang sama. Sehingga kelompok industri manufaktur skala kecil juga mengalami kemajuan yang sama.

Secara makro proses pemulihan ekonomi Indonesia belum terjadi karena indeks output pada tahun 2001 ini belum kembali pada tingkat sebelum krisis (1997), Perkembangan yang terjadi pada grafik 1 memperlihatkan bahwa indeks PDB keseluruhan baru mencapai 95% dari tingkat produksi 1997. Sektor yang tumbuh dengan krisis adalah sektor listrik, gas, air minum yang pada 4 tahun terakhir ini tumbuh dengan rata-rata diatas 5%/tahun. Hal ini antar lain disamping output yang meningkat terutama disebabkan oleh penyesuaian harga yang terus berjalan.

Jika kita cermati secara lebih rinci penyumbang PDB atas dasar sektor pelaku usaha akan terlihat jelas adanya ketimpangan tersebut. Tabel 1 menyajikan perbandingan peran 5 besar penyumbang PDB menurut sektor dan kelompok usaha, Sejak sebelum krisis ekonomi, hingga mulai meredanya krisis terlihat bahwa ranking 1 (satu) penyumbang PDB adalah kelompok usaha besar pada sektor industri pengolahan dengan sumbangan berkisar 17-19 % selama 1997- 2001. Ini berarti bahwa untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi semata, ekonomi kita tetap bersandar pada bangkitnya kembali industri pengolahan besar dengan aset diatas Rp. 10 miliar di luar tanah dan bangunan. Sektor industri skala besar hanya terpukul pada saat puncak krisis 1998, dimana pertumbuhan ekonomi kita mengalami pertumbuhan negatif 13,4% ketika itu. Dan setelah itu ketika pemulihan ekonomi mulai bergerak maka kelompok ini kembali mengambil porsi nya.

Pertanyaan yang menarik adalah apakah industri kecil dan menengah tidak bangkit, padahal pada kelompok usaha kecil di seluruh sektor telah mengalami pergeseran peran dengan sumbangan terhadap PDB yang meningkat dari 38,90% pada tahun 1996 atau 40,45% pada tahun 1997 menjadi 43,08% pada tahun 1999 ? Pada sektor industri pengolahan ternyata tidak terjadi perubahan sumbangan usaha kecil yang nyata yakni : 3,90%, 4,03%, 3,85%, 3,74% dan 3,79% berturut–turut untuk tahun 1997, 1998, 1999, 2000 dan 2001. Berarti secara riil tidak ada kemajuan yang berarti bagi peran industri kecil, yang terjadi justru kemerosotan pada beberapa kelompok industri. Dengan gambaran ini memang belum dapat disimpulkan bahwa industri kecil mampu menjadi motor pertumbuhan, sementara industri skala menengah keadaannya jauh lebih parah di banding usaha kecil, sehingga tidak mampu memanfaatkan momentum untuk mengisi kemunduran dari usaha besar dan paling terpukul pada saat krisis memuncak pada tahun 1998-1999. Salah satu sebabnya diduga dikarenakan tingginya ketergantungan usaha menengah terhadap usaha besar, baik karena ketergantungan sebagai industri sub-kontrak maupun ketergantungan pasar dan bahan baku terhadap industri besar. 

Selanjutnya penyumbang terbesar kedua adalah kelompok usaha kecil sektor pertanian yang menyumbang sekitar 13-17 % selama periode 1997-2001. Hal yang menarik adalah posisi relatif usaha kecil sektor pertanian yang sangat bergerak cepat dimasa krisis dan kembali merosot ke posisi sebelum krisis. Hal ini perlu mendapatkan penelahaan yang mendalam. Salah satu alasan yang dapat diterima adalah rendahnya harga output produk primer pertanian yang bersamaan dengan naiknya harga input, terutama yang bersumber dari impor. 

http://manajemen-koperasi.blogspot.com/2008/10/usaha-kecil-menengah-ukm-solusi-ekonomi.html